Press Release
Forum Internasional Katolik-Muslim II
Forum Internasional Katolik-Muslim (Catholic-Muslim Forum) yang dibentuk pada tahun 2008 sebagai tanggapan bersama antara Katolik dan Muslim terhadap surat pernyataan sikap ke-137 tokoh Muslim seluruh dunia terhadap Kuliah Sri Paus Benediktus di Regensburg, Jerman, telah melangksungkan Seminar-nya yang ke-2 dari 21 – 23 Nopember 2011 di Rumah Konferensi Baptism Site of Jesus di padang gurun tepi Laut Mati, Yordania, dengan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought sebagai tuan rumah.
Seminar pertama dilakukan dari 2-4 Nopember 2008 di Vatikan dengan tema “Kasih akan Allah dan Kasih akan Sesama”; sebuah refleksi teologis mencari aplikasi nyata dalam relasi keseharian antara Kristiani dan Muslim. Royal Aal al-Bayt Institute, yang dikepalai oleh Pangeran Ghazi Muhammad bin Talal, adalah sebuah pusat kajian teologis-ilmiah tentang pemikiran-pemikiran Islam, juga bergelut dengan kajian lintas agama untuk memajukan dialog antar umat beragama, terutama antara umat Kristiani dan Muslim.
Seminar ke-2 kali ini yang mengambil tema: Reason, Faith and the Human Person (Akal Budi, Iman dan Pribadi Manusia), dihadiri oleh 24 tokoh Katolik-Roma dan 24 tokoh Muslim di seluruh dunia. Wakil-wakil setiap agama dipilih oleh masing-masing pihak secara bebas atas berbagai pertimbangan. Pihak Muslim menghadirkan pula Prof. Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammidiyah, sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Penulis sendiri adalah satu dari 24 peserta Katolik, mewaikil Dewan Kepausan untuk Dialog antar umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue), sekaligus ko-penyelenggara event tersebut.
Para peserta seminar mendapat kehormatan pula untuk diterima oleh Raja Yordania, Abdullah II bin al-Hussein di Istana Basman di kota Amman, di mana beliau mengutarakan beberapa perihal penting guna memajukan perdamaian dan keharmonisan global serta mendorong para peserta untuk tetap berkarya demi perdamaian antar penganut kedua agama besar ini di seluruh dunia.
Di akhir seminar tersebut, para tokoh ke-dua agama merumuskan lima butir kesepakatan sebagai Deklarasi Bersama sbb:
1. Allah telah menganugerahkan akal budi kepada manusia, melaluinya (akal budi) manusia mengenal kebenaran. Pengenalan kebenaran menyinari tanggungjawab kita di hadapan Allah dan di hadapan satu sama lain.
2. Iman adalah anugerah Allah, melaluinya (iman) manusia sadar (discover) bahwa ia diciptakan oleh Allah dan bertumbuh di dalam pengetahuan akan Dia.
3. Hati yang putih-bersih adalah pusat (center) dari seorang yang setia, di mana iman, akal budi dan belarasa (compassion) berpadu di dalam penyembahan kepada Allah dan kasih akan sesama manusia.
4. Derajad manusia yang dianugerahkan Allah harus dihormati oleh semua orang dan harus pula dilindungi di dalam/melalui hukum.
5. Di dalam dialog, kaum beriman harus mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala rahmatNya di atas di dalam suasana saling menghormati dan dalam belarasa, dan di dalam sebuah bentuk hidup yang harmonis dengan ciptaan Tuhan.
Tokoh-tokoh Katolik-Roma dan Muslim seluruh dunia tetap ingin melanjutkan dialog ini sebagai sebuah jalan untuk memajukan saling pemahaman dan kebaikan bersama seluruh umat manusia, terutama mewujudnyatakan hasratnya terhadap perdamaian, keadilan dan solidaritas.
Yordania/Vatikan, Nopember 2011
P. Markus Solo Kewuta SVD
Pontifical Council for Interreligious Dialogue,
Desk Christian-Muslim Dialogue in Asia
Forum Internasional Katolik-Muslim II
Forum Internasional Katolik-Muslim (Catholic-Muslim Forum) yang dibentuk pada tahun 2008 sebagai tanggapan bersama antara Katolik dan Muslim terhadap surat pernyataan sikap ke-137 tokoh Muslim seluruh dunia terhadap Kuliah Sri Paus Benediktus di Regensburg, Jerman, telah melangksungkan Seminar-nya yang ke-2 dari 21 – 23 Nopember 2011 di Rumah Konferensi Baptism Site of Jesus di padang gurun tepi Laut Mati, Yordania, dengan Royal Aal al-Bayt Institute for Islamic Thought sebagai tuan rumah.
Seminar pertama dilakukan dari 2-4 Nopember 2008 di Vatikan dengan tema “Kasih akan Allah dan Kasih akan Sesama”; sebuah refleksi teologis mencari aplikasi nyata dalam relasi keseharian antara Kristiani dan Muslim. Royal Aal al-Bayt Institute, yang dikepalai oleh Pangeran Ghazi Muhammad bin Talal, adalah sebuah pusat kajian teologis-ilmiah tentang pemikiran-pemikiran Islam, juga bergelut dengan kajian lintas agama untuk memajukan dialog antar umat beragama, terutama antara umat Kristiani dan Muslim.
Seminar ke-2 kali ini yang mengambil tema: Reason, Faith and the Human Person (Akal Budi, Iman dan Pribadi Manusia), dihadiri oleh 24 tokoh Katolik-Roma dan 24 tokoh Muslim di seluruh dunia. Wakil-wakil setiap agama dipilih oleh masing-masing pihak secara bebas atas berbagai pertimbangan. Pihak Muslim menghadirkan pula Prof. Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammidiyah, sebagai satu-satunya wakil dari Indonesia. Penulis sendiri adalah satu dari 24 peserta Katolik, mewaikil Dewan Kepausan untuk Dialog antar umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue), sekaligus ko-penyelenggara event tersebut.
Para peserta seminar mendapat kehormatan pula untuk diterima oleh Raja Yordania, Abdullah II bin al-Hussein di Istana Basman di kota Amman, di mana beliau mengutarakan beberapa perihal penting guna memajukan perdamaian dan keharmonisan global serta mendorong para peserta untuk tetap berkarya demi perdamaian antar penganut kedua agama besar ini di seluruh dunia.
Di akhir seminar tersebut, para tokoh ke-dua agama merumuskan lima butir kesepakatan sebagai Deklarasi Bersama sbb:
1. Allah telah menganugerahkan akal budi kepada manusia, melaluinya (akal budi) manusia mengenal kebenaran. Pengenalan kebenaran menyinari tanggungjawab kita di hadapan Allah dan di hadapan satu sama lain.
2. Iman adalah anugerah Allah, melaluinya (iman) manusia sadar (discover) bahwa ia diciptakan oleh Allah dan bertumbuh di dalam pengetahuan akan Dia.
3. Hati yang putih-bersih adalah pusat (center) dari seorang yang setia, di mana iman, akal budi dan belarasa (compassion) berpadu di dalam penyembahan kepada Allah dan kasih akan sesama manusia.
4. Derajad manusia yang dianugerahkan Allah harus dihormati oleh semua orang dan harus pula dilindungi di dalam/melalui hukum.
5. Di dalam dialog, kaum beriman harus mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala rahmatNya di atas di dalam suasana saling menghormati dan dalam belarasa, dan di dalam sebuah bentuk hidup yang harmonis dengan ciptaan Tuhan.
Tokoh-tokoh Katolik-Roma dan Muslim seluruh dunia tetap ingin melanjutkan dialog ini sebagai sebuah jalan untuk memajukan saling pemahaman dan kebaikan bersama seluruh umat manusia, terutama mewujudnyatakan hasratnya terhadap perdamaian, keadilan dan solidaritas.
Yordania/Vatikan, Nopember 2011
P. Markus Solo Kewuta SVD
Pontifical Council for Interreligious Dialogue,
Desk Christian-Muslim Dialogue in Asia
Sem comentários:
Enviar um comentário