SR. YULI YANG TERCINTA,
SELAMAT JALAN DAN TERIMA KASIH UNTUK KESAKSIAN HIDUPMU.
TERIMA KASIH UNTUK SENYUMANMU YANG MANIS, HATIMU YANG SELALU GEMBIRA DAN KESAKSIAN HIDUPMU SEBAGAI ABDI ROH KUDUS YANG SETIA DALAM SUKA MAUPUN DUKA.
Sr. Yuli ytc, 18 thn yang lalu ketika saya menginjakkan kakiku di Biara Halilulik engkau dengan senyumanmu yang manis dan hati keibuanmu yang sebesar samudra, mengatakan, “SELAMAT DATANG ADIK, MARI DAN MELIHAT”. Mulai saat itu saya merasa “at home” dalam Konggregasi Misi Abdi Rok Kudus. Setiap hari dalam membimbing dan membentuk diriku engkau selalu memberi yang terbaik darimu sendiri. Perjuanganmu tanpa pamrih, demi aku mampu menjadi Abdi Roh Kudus yang baik seperti dikehendaki oleh Konggregasi kita.
Setiap hari, dalam kegiatan belajar mengajar, dengan hatimu yang begitu sabar engkau mengajarku untuk berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar, supaya aku mampu mengungkapkan diriku sebagai seorang calon Abdi Roh Kudus...
Saya ingat saat di hari-hari pertama saya mencoba berdoa dalam bahasa Indonesia dan teman-temanku menertawakan saya namun sr. Yuli katakan; Mendes, tidak apa-apa, jangan takut, kau akan tahu bahasa Indonesia seperti mereka ini…dan sebagainya.
Setiap kata yang dikau ungkapkan bagiku, selalu membawa harapan dan keteguhan baru .
Sesudah perutusan ke misi, setiap kali ada kecempatan engkau selalu mengirim satu kartu yang penuh dukungan. Terima kasih suster untuk semuanya itu.
Dua kali liburanku ke Provinsi Timor engkau selalu memberi kekuatan baru. Saya masih ingat liburan pertamaku thn 2005, di Halilulik di saat saya katakan; “Sr. Yuli, rasanya seperti mau tinggal terus di Halilulik sini”, dengan begitu spontan Sr. Katakan, “adik, kau tidak berjalan sendirian di misi Portugal, semua suster di Provinsi ini ada bersamamu dalam doa dan kurban setiap hari”, kita senang bahwa adik kembali ke misi yang membutuhkanmu di sana”.
Tahun lalu di saat saya berlibur saya tidak sangka bahwa itu adalah pertemuan terakhir denganmu. Banyak pesan dan kesanmu yang engkau ungkapkan kepadaku sebagai bekal perjalanan untuk mengantar saya kembali ke misiku di Portugal sini.
Sesudah mendengar bahwa suster mulai sakit, pada bulan Maret saya masih menerima SMS darimu yang mengatakan “adik, doakanlah saya supaya dalam pengobatanku ini boleh mengalami perubahan dan juga kita selalu pasrah pada kehendakNya yang Kudus”.
Sr. Yuli, sekali lagi terima kasih berlimpah, doakanlah saya semoga saya mampu meneladani segala kesaksian hidupmu di dalam hidup dan karyaku setiap hari.
Engkau telah pergi untuk selama-lamanya namun namamu akan tetap hidup dalam hatiku dan engkau tetap hadir bersamaku dalam misi dan perutusanku seperti engkau sendiri katakan di saat-saat ada wawancara denganmu.
SELAMAT JALAN SUSTER YULI DAN TERIMA KASIH UNTUK SEMUA, SEMOGA BERISTIRIHAT DALAM RUMAH BAPA DAN DOAKANLAH KAMI SEMUA.
Namamu dan senyumanmu yang manis akan tetap hidup di hatiku
Salam dan doa
Mendes
Anak bimbinganmu
SELAMAT JALAN DAN TERIMA KASIH UNTUK KESAKSIAN HIDUPMU.
TERIMA KASIH UNTUK SENYUMANMU YANG MANIS, HATIMU YANG SELALU GEMBIRA DAN KESAKSIAN HIDUPMU SEBAGAI ABDI ROH KUDUS YANG SETIA DALAM SUKA MAUPUN DUKA.
Sr. Yuli ytc, 18 thn yang lalu ketika saya menginjakkan kakiku di Biara Halilulik engkau dengan senyumanmu yang manis dan hati keibuanmu yang sebesar samudra, mengatakan, “SELAMAT DATANG ADIK, MARI DAN MELIHAT”. Mulai saat itu saya merasa “at home” dalam Konggregasi Misi Abdi Rok Kudus. Setiap hari dalam membimbing dan membentuk diriku engkau selalu memberi yang terbaik darimu sendiri. Perjuanganmu tanpa pamrih, demi aku mampu menjadi Abdi Roh Kudus yang baik seperti dikehendaki oleh Konggregasi kita.
Setiap hari, dalam kegiatan belajar mengajar, dengan hatimu yang begitu sabar engkau mengajarku untuk berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar, supaya aku mampu mengungkapkan diriku sebagai seorang calon Abdi Roh Kudus...
Saya ingat saat di hari-hari pertama saya mencoba berdoa dalam bahasa Indonesia dan teman-temanku menertawakan saya namun sr. Yuli katakan; Mendes, tidak apa-apa, jangan takut, kau akan tahu bahasa Indonesia seperti mereka ini…dan sebagainya.
Setiap kata yang dikau ungkapkan bagiku, selalu membawa harapan dan keteguhan baru .
Sesudah perutusan ke misi, setiap kali ada kecempatan engkau selalu mengirim satu kartu yang penuh dukungan. Terima kasih suster untuk semuanya itu.
Dua kali liburanku ke Provinsi Timor engkau selalu memberi kekuatan baru. Saya masih ingat liburan pertamaku thn 2005, di Halilulik di saat saya katakan; “Sr. Yuli, rasanya seperti mau tinggal terus di Halilulik sini”, dengan begitu spontan Sr. Katakan, “adik, kau tidak berjalan sendirian di misi Portugal, semua suster di Provinsi ini ada bersamamu dalam doa dan kurban setiap hari”, kita senang bahwa adik kembali ke misi yang membutuhkanmu di sana”.
Tahun lalu di saat saya berlibur saya tidak sangka bahwa itu adalah pertemuan terakhir denganmu. Banyak pesan dan kesanmu yang engkau ungkapkan kepadaku sebagai bekal perjalanan untuk mengantar saya kembali ke misiku di Portugal sini.
Sesudah mendengar bahwa suster mulai sakit, pada bulan Maret saya masih menerima SMS darimu yang mengatakan “adik, doakanlah saya supaya dalam pengobatanku ini boleh mengalami perubahan dan juga kita selalu pasrah pada kehendakNya yang Kudus”.
Sr. Yuli, sekali lagi terima kasih berlimpah, doakanlah saya semoga saya mampu meneladani segala kesaksian hidupmu di dalam hidup dan karyaku setiap hari.
Engkau telah pergi untuk selama-lamanya namun namamu akan tetap hidup dalam hatiku dan engkau tetap hadir bersamaku dalam misi dan perutusanku seperti engkau sendiri katakan di saat-saat ada wawancara denganmu.
SELAMAT JALAN SUSTER YULI DAN TERIMA KASIH UNTUK SEMUA, SEMOGA BERISTIRIHAT DALAM RUMAH BAPA DAN DOAKANLAH KAMI SEMUA.
Namamu dan senyumanmu yang manis akan tetap hidup di hatiku
Salam dan doa
Mendes
Anak bimbinganmu
Sem comentários:
Enviar um comentário